Gunung Papandayan
Lokasi : Garut, Jawa Barat
Tinggi : 2666
Tanggal: desember 2020
GPX : Gunung Papandayan
Untuk pendaki pemula yang ingin merasakan hiking ringan dipadukan dengan camping ceria dengan pemandangan yang indah, Gunung Papandayan dapat menjadi pilihan utama. Gunung dengan pemandangan yang indah dan tempat camping yang tertata dan dikelola dengan baik ini dapat memberikan kesan yang bagus untuk pendaki pemula. Taman Wisata Alam Gunung Papandayan ini dikelola oleh swasta ini membuat tempat ini sangat baik dan tertata rapi. Jalur hiking telah dibuat dari batu-batu alam, sehingga memudahkan kita untuk dapat hiking, setidaknya sampai ke area camping Pondok Seladah dan Hutan Mati. Selebihnya melewati Hutan Mati merupakan jalan setapak seperti gunung pada umumnya.
Pada pendakian kali ini, Desember 2020, kami berniat untuk dapat sampai ke puncak tertinggi gunung Papandayan. Namun karena kebakaran hutan pada kurun waktu tahun 2010an membuat akses kepuncak ditutup. Pendakian ke Puncak tetap dapat dilakukan namun dengan izin khusus.
Perjalan kami kali ini dimulai dari Camp David, area parkir TWA Papandayan. Tidak berapa lama berjalan dari Camp David kita akan langsung menghadapi trek hiking dari batu alam yang disusun menjadi anak tangga. Cukup bagus dan terawat untuk sebuah Trek Pendakian di Indonesia. Sekitar sejam perjalanan, kita akan sampai di area kawah terbuka Gunung Papandayan, dimana kita dapat melihat secara langsung awan panas dan belerang dari celah-celah disekitaran area tersebut.
Setelah melewati kawah terbuka dan pos pandang, terus berjalan dan kemudian melewati hutan mati beserta banyak kubangan air berbelerang. Hutan mati ini merupakan area hutan yang dulunya terbakar karena erupsi dari gunung Papandayan dan menyisakan batang pohon hitam yang masih berdiri tegak. Kalau kita datang ketempat ini siang hari, kita mendapati area ini sangat indah dengan kabut awan tipis yang melingkupi pemandangan hutan mati.
Setelah melewati hutan mati, kita akan masuk ke area hutan. Disini trek pendakian menjadi agak sulit, karena selain lebih terjal kita akan menemui akar pohon dan bebatuan disepanjang trek pendakian. Terus berjalan sekitar 2 jam, kita akan sampai ke savana yang luas dan cenderung datar bernama Tegal Alun. Area ini dapat dijadikan camp selama pendakian sebelum kita menuju puncak tertinggi papandayan. Mulai dari Tegal Alun hingga kepuncak, trek pendakiannya menjadi sangat sulit dan berbahaya, karena trek pendakian akan didominasi oleh padang ilalang yang tingginya dapat mencapai 2 meter. Sebenarnya ini area hutan dulunya, namun karena sempat terbakar sekitar tahun 2010an, membuat semak belukar dan rerumputan tumbuh subur diarea ini. Dari sini punggungan menuju puncak cukup jelas terlihat, namun susah dicapai, kami harus membuka jalur baru dan harus menebas pohon dan rerumputan.
Rasanya tidak mungkin untuk dapat mencapai punggungan menuju puncak gunung Papandayan. Semaknya terlalu tinggi dan area tanah yang dipijak terasa agak lunak dan membuat kaki kami tenggelam. Saat itu aku merasa sepertinya dibawah kaki merupakan rerumputan dan tanah humus dengan akar pohon, tidak stabil. Akhirnya kami memutuskan untuk mengakhiri pendakian dan putar balik menuju Camp David untuk pulang.
Mungkin suatu saat nanti ketika melakukan pendakian ke Gunung Papandayan kembali dan berniat mencapai puncak tertinggi, kita harus persiapan stamina yang cukup untuk dapat membuka jalan, karena jalan menuju puncak tidak terlalu jelas dan jarang dilalui. Persiapan logistik pun harus lebih banyak sehingga cukup untuk pendakian setidaknya 3 hari dan 2 malam.